Hindari Rafats Saat Puasa
Ibadah puasa di Bulan Ramadhan
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim. Puasa bukanlah
sekedar hanya tidak makan juga minum, namun mempuasakan seluruh anggota
badannya dari dosa, mempuasakan lisannya dari perkataan dusta, kotor dan keji,
mempuasakan lisannya dari perutnya dari makan dan minum dan mempuasakan
kemaluannya dari jima’. Jika bicara, dia berbicara dengan perkataan yang tidak
merusak puasanya, hingga jadilah perkataannya baik dan amalannya shalih.
“Betapa banyak orang yang
berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar
dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa.
Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa
hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah menganjurkan seorang muslim yang puasa untuk berhias dengan akhlak
yang mulia dan shalih, menjauhi perbuatan keji, hina dan kasar. Perkara-perkara
yang jelek ini walaupun seorang muslim diperintahkan untuk menjauhinya setiap
hari, namun larangannya lebih ditekankan lagi ketika sedang menunaikan puasa
yang wajib.
Sudah seharusnya kita mengetahui hal apa saja yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia, semoga kita selalu senantiasa diberikan kemudahan untuk menjauhi hal-hal berikut ini:
1. Berkata Dusta
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
2. Berkata lagwu (sia-sia) dan rofats
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
3. Melakukan Berbagai Macam Maksiat
“Ketahuilah,
amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan
berbagai syahwat (yang sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau
berhubungan badan dengan istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang
mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu
dusta, perbuatan zholim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah,
harta dan kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Mari kita mengisi hari-hari kita di bulan suci ini dengan amalan yang bermanfaat, dan semoga kita selalu dijauhi oleh perbuatan yang sia-sia. Aamiin yaa rabb
Sumber:
Almanhaj.or.id
Rumaysho.com